Selasa, 21 Juni 2016

Antara 'Brexit' dan IHSG

Salah satu hot news yang beredar di market sekarang ini adalah terkait ‘Brexit’, yang merupakan kependekan dari ‘British Exit’, dan itu merujuk pada referendum di Inggris pada tanggal 23 Juni nanti (dua hari lagi), dimana rakyat Britania Raya alias United Kingdom (UK) akan memilih, apakah mereka tetap akan masuk keanggotaan Uni Eropa, atau keluar. Problemnya, salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Uni Eropa itu justru UK. Sehingga jika Inggris keluar dari Uni Eropa maka itu adalah seperti Lionel Messi keluar dari FC Barcelona: Itu nyaris tidak mungkin terjadi, tapi jika itu sampai terjadi maka bakal gawat jadinya.

Pertanyaannya mungkin, yang dimaksud ‘gawat’ itu seperti apa? Nah, disini kita akan membahasnya dari awal. Okay, langsung saja.

Ketika Uni Eropa atau European Union (EU) dibentuk pada tahun 1957, ketika itu dengan nama European Economic Community (EEC), tujuannya adalah untuk membuat suatu perekonomian yang terintegrasi, a single market, dimana *setiap negara anggota EEC akan bekerja sama, saling melengkapi, dan saling memperkuat ekonominya satu sama lain*, hingga pada akhirnya meningkatkan pembangunan ekonomi di kawasan Eropa secara keseluruhan. Jadi tujuannya sama seperti ketika Indonesia bersama-sama dengan negara-negara Asia Tenggara membentuk Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), yang kemudian dilanjut dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2016. Ketika EEC berdiri, anggotanya hanya ada enam negara, yakni Belgia, Perancis, Italia, Luxembourg, dan Jerman Barat, sementara UK baru bergabung tahun 1973. Pada tahun 1993, EEC berganti nama menjadi European Community, dan tahun 2007 berubah lagi menjadi European Union.

Nah, seperti yang sudah disebut diatas, ketika EU ini dibentuk maka tujuannya adalah agar setiap negara saling memperkuat perekonomiannya satu sama lain. Namun pada perkembangannya, partai-partai politik di negara tertentu, termasuk di UK, justru melihat bahwa keberadaan EU ini justru merugikan, terutama dari sisi kedaulatan politik dimana dikatakan bahwa ‘Uni Eropa memiliki kendali yang terlalu besar terhadap kehidupan sehari-hari rakyat Inggris’. Sebenarnya Perdana Menteri UK, David Cameron, tidak pernah mempermasalahkan keanggotaan UK di EU. Namun ketika ia terpilih kembali sebagai PM pada Pemilu 2015 lalu, ia sudah berjanji untuk menggelar referendum untuk ‘bertanya’ kepada rakyat Inggris, apakah mereka ingin tetap masuk EU atau keluar. Harapannya adalah, ketika hasil referendum-nya ternyata mendukung UK untuk tetap di EU, maka pihak partai oposisi yang selama ini menginginkan UK untuk keluar dari EU akan bungkam dengan sendirinya. Disisi lain, dengan menggelar referendum ini, maka UK akan memiliki posisi tawar yang lebih tinggi terhadap EU, dimana Mr. Cameron bisa mengatakan kepada Jean-Claude Juncker (Presiden European Commission) bahwa, ‘Jangan paksa rakyat Inggris untuk menerima imigran asing, dan biarkan kami mengurus urusan dalam negeri kami sendiri. Jika tidak, maka kami akan keluar dari EU’.

Namun demikian, jika hasil referendumnya justru bahwa UK harus keluar dari EU, maka akan terdapat beberapa konsekuensi ekonomi, diantaranya: 1. Inggris akan melepas mata uang Euro untuk kembali sepenuhnya menggunakan mata uang Pound-Sterling. Ini artinya arus ekspor impor dari Inggris ke Eropa akan menjadi terhambat karena perbedaan penggunaan mata uang, 2. Turunnya nilai ekspor impor akan berdampak langsung terhadap penurunan lapangan pekerjaan, 3. Tenaga kerja di UK tidak bisa pindah kerja begitu saja ke negara lain di Eropa, demikian sebaliknya, 4. Arus keluar masuknya investasi dari dan ke Inggris akan turun tajam, dan 5. EU akan kehilangan salah satu pilar ekonomi terbesarnya. Termasuk London Stock Exchange (LSE), yang notabene merupakan bursa saham terbesar ketiga di dunia (setelah NYSE dan Nasdaq) dan bahkan lebih besar dari Euronext (bursa saham European Union), akan ‘putus hubungan’ dengan bursa-bursa saham lainnya di Eropa.

Intinya sih, jika referendum tanggal 23 Juni nanti menghasilkan keputusan bahwa UK harus keluar dari EU, maka bursa saham Eropa hampir bisa dipastikan akan berjatuhan, dan mau tidak mau IHSG juga akan ikut turun, kemungkinan bisa cukup dalam mengingat IHSG sama sekali belum turun banyak dalam beberapa bulan terakhir.

Jadi pertanyaannya sekarang, apakah hasil referendumnya nanti adalah bahwa UK tetap menjadi anggota EU, atau justru keluar? Well, kalau berdasarkan beberapa polling yang sudah digelar, salah satunya oleh koran The Mail, 45% rakyat Inggris memilih ‘stay’, yakni bahwa UK tetap menjadi anggota EU, dan hanya 42% yang memilih ‘exit’. Beberapa bandar judi, seperti Betfair dan Ladbrokes, juga lebih menjagokan stay dengan peluang 73%, ketimbang exit dengan peluang 27%. Jika melihat bahwa David Cameron dengan Partai Konservatif-nya, yang berstatus sebagai partai pemerintah, juga mendukung vote stay, maka kemungkinan hasil referendumnya adalah stay. Dan itu artinya, kemungkinan bahwa bursa-bursa Eropa akan jeblok karena UK benar-benar keluar dari EU, terbilang kecil. Seperti yang sudah disebut diatas, Mr. Cameron sendiri juga sudah paham tentang kekhawatiran partai oposisi terkait keanggotaan UK di EU, seperti masalah imigran asing dan lainnya, dan dia sudah mengusahakan agar EU tidak lagi terlalu ikut campur masalah dalam negeri di Inggris. Intinya, UK akan tetap menjadi anggota EU, sehingga konsekuensi ekonomi yang dikhawatirkan tidak akan terjadi, namun disisi lain kedaulatan politik Inggris tetap akan terjaga.

Namun memang, untuk lebih pastinya maka sebaiknya kita tunggu sampai tanggal 23 Juni mendatang. However, jika ada pertanyaan, jika UK benar-benar keluar dari EU, apakah ekonomi Indonesia akan terkena dampak signifikan? Penulis bisa katakan, tidak. Berdasarkan data ekspor impor, mitra dagang terbesar Indonesia dikawasan Uni Eropa adalah Jerman, disusul Belanda, dan Italia, sementara nilai ekspor impor Indonesia dari dan ke EU juga tidak sampai 10% dari total nilai ekspor impor Indonesia secara keseluruhan. Inggris juga sama sekali bukan investor terbesar di Indonesia, karena investasi asing disini masih sangat didominasi oleh China, Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura. Dan jika UK keluar dari EU, maka seharusnya kita akan tetap bisa menonton Liga Inggris seperti biasa, jadi gak ada masalah toh?

Dengan demikian, jika hasil referendumnya adalah bahwa Inggris harus keluar dari Uni Eropa, maka IHSG memang kemungkinan akan turun cukup dalam, tapi setelah itu semuanya akan balik lagi ke fundamental ekonomi dalam negeri, dan juga isu-isu lainnya yang berkembang setelah Brexit ini. So, jika anda sedang berencana untuk membeli saham tertentu, maka tetap yang paling pertama harus diperhatikan adalah fundamental perusahaan yang bersangkutan, plus kondisi ekonomi nasional, dan setelah itu baru soal Brexit ini atau lainnya. Anyway, keputusan tetap ada di tangan anda.

By : Teguh Hidayat

Market Summary

Selasa, 21 Juni 2016
Menutup perdagangan hari ini, IHSG ditutup naik 15,18 poin (+0,31%) pada level 4.878,71 dengan nilai transaksi sebesar Rp. 6,5 T

TOP Gainers :
BMSR Rp. 147 (+28,95%)
SHIP Rp. 462 (+24,86%)
SAFE Rp. 120 (+17,65%)
ASRI Rp. 486 (+16,27%)
MTRA Rp. 308 (+11,59%)

TOP Losers :
BKSW Rp. 348 (-9,84%)
GLOB Rp. 505 (-9,82%)
DAJK Rp. 83 (-9,78%)
MREI Rp. 5.075 (-9,78%)
LCGP Rp. 392 (-9,68%)

Asing Net BUY (All board) : 536,8 M

Asing Net BUY (Pasar Reguler) : 262,91 M

Foreign Net BUY Stock In Lot (Pasar Reguler) : PWON, DOID, ASRI, TOTL, TLKM

Foreign Net SELL Stock In Lot (Pasar Reguler) : BEST, BNLI, BKSL, ADRO, KIJA

RHB - Company Update

*Astra International | Buy (Maintained)*
Consumer Cyclical | Auto & Autoparts
_Robust Auto Sales, But Bumpy On Finance Services_
Target Price: IDR7,350
Price: IDR6,600

May sales numbers indicate that Astra’s car wholesale would continue
improving MoM. 2W vehicles also maintained its robust sales. Maintain
BUY with a lower SOP-based TP of IDR7,350 (from IDR7,400, 11% upside). The reduced TP is triggered by its lower financial services unit value while our lower forecast is due to a drop in our CPO price estimate. Agri and its financial services unit accounts for c.17% of Astra’s value. A majority of Astra’s earnings and fair value are still driven by its auto business.

*Improved vehicle wholesale*. We expect Astra International (Astra) vehicle sales recovery – which started in March – to continue to improve in 2H16. In our calculation, Astra’s car market share increased to 50.8% in 5M16 (vs 50.3% in 5M15), while its motorcycle market share rose to 72.7% (from 68.1% in 5M15). The low-cost-green car (LCGC) and medium-SUV Toyota Fortuner were the main drivers of car sales growth. Astra has reduced its inventory days to a lower level at its distributors (currently one month, from two months), hence the company can now better manage its sales.

*However, Astra Agro Lestari (Agri) earnings were lower* . Given the lower CPO price assumption, we revise down our FY16 and FY17 earnings estimates to IDR17trn (-6%) and IDR19trn (-4%). While we continue to expect some price support for CPO in the near term (on the back of the current low inventory levels), we believe the impact of the El Nino on CPO prices has already been fully reflected. The catalyst required to move prices upward in a significant manner would be a turnaround in demand growth. Its agribusiness accounted for 14% of Astra’s 1Q16 earnings.

*Reduced TP on lower financial services unit value* . We lower our SOP based TP to IDR7,350, driven by its lower financial services unit value. While its vehicle finance unit’s credit quality has been improving, non-performing loans (NPLs) from Bank Permata (Astra holds a 44.6% stake) is likely to increase in 2Q.

*Maintain BUY*. Although Agri and its financial services unit were a drag, we maintain BUY on Astra. Both units account for only c.17% of Astra’s fair value, while 75% of Astra’s fair value is still related to its auto business. Auto and its related financing accounted for c.70% of the company’s consolidated earnings. We see auto sales improving significantly in the near future.

Tips trading buat hari ini, Selasa tanggal 21 Juni 2016 :

1.IHSG sepanjang hari konsolidasi sempit, sesi kesatu turun tipis, dan di sesi ke-2 juga naik tipis.
Demikian juga Asing relatif kecil melakukan net sell, dengan menjual saham-saham BBRI, BNLI, MYRX, PGAS dan Asing melakukan net buy pada saham TLKM, BMRI, POWR, PWON, BBNI.

2.Hanya ada 1 sektor yang bermain dizona merah yaitu sektor Infrastruktur, sehingga sektor yang lainnya berada dizona hijau, dengan kenaikan dipimpin oleh sektor Mining, Aneka Industri dan Property.

3.Saham BUMI terkoreksi walaupun sektor Mining naik, termasuk PTBA, ADRO, ITMG, INCO dan DOID oleh karena itu tetap waspada dengan saham yang satu ini, kita lihat gerakannya lebih lanjut.

4.Subuh ini Dow ditutup + 0.73% dan EIDO +1.63%, maka akan memberikan signal positif buat IHSG dan regional pada pagi hari ini.

5.IHSG sepanjang bertahan diatas 4828, maka akan menguat menuju level 4900-4950 kembali.
ASII : Saham ini konsolidasi sempit pada range 6500-7000, buat tik tok lumayan dan jika tembus diatas 7000, peluangnya naik lumayan tinggi yaitu 7500-7850.

6.PTBA : Saham ini kembali menguji level tertingginya 8000, jika berhasil tembus 8000, maka target berikutnya adalah 9000-9100.

7.ADRO : Saham ini searah dengan PTBA, peluang naik ke level tertinggi 945 masih terbuka, ADRO termasuk saham strong up trend, Support saham ini saat ini pada level 800.

8.BNLI : Saham ini setlah selesai right isue diangkat juga, peluang naik cukup tinggi jika mampu menembus 675, maka target berikutnya 765, selanjutnya 900, Support kuat saham ini dilevel 565.

9.AALI : Akankah saham ini juga mengikuti jejak EXCL dan BNLI, karena saham ini juga saham after cum date right, Support kuat saham ini dilevel 14.500, target terdekat saham ini adalah 16.000-16.200.

10.ADHI : Saham ini menguji level 2770, support saat ini adalah 2650, tembus 2770 akan berpeluang menuju level 2900 kembali.

11.PTPP : Saham ini menembus level 3800, maka target berikutnya adalah 4000an,

12.AKRA : Saham ini menarik, Tehnical rebound saham ini terjadi, target terdekat adalah 6450-6500, sedangkan support kuatnya saat ini adalah 6000.

13.BISI : Saham ini menembus level tertingginya di 1840, nampak BISI ini akan menguji level 2000, saham ini juga termasuk strong up trend.

14.Sebagai penutup hari ini adalah hari terakhir perdagangan right ACST-R, buat para pemain right siapa tahu dapat hokky. right ini kemarin naik dari harga 80 menuju 130. buat pemilik ACST-R jika akan menebus rightnya agar tidak lupa.

JSMR


Update JSMR, masih Long Sideways 5200-5500.

BBNI


Kenapa BBNI masih bagus?

PTBA


Prediksi PTBA dari akhir bulan mei. Sekarang sudah Break neckline, Boleh Buy.
Disclaimer on